Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi (Sudaryono) menyatakan optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di sektor pangan dan energi dunia.
Pernyataan ini disampaikan dalam berbagai kesempatan, termasuk forum pertanian dan energi nasional, di mana ia menekankan pentingnya inovasi, pemanfaatan teknologi, dan penguatan sektor agrikultur serta energi terbarukan.
Lalu, bagaimana Indonesia bisa mencapai hal tersebut? Apa saja strategi yang perlu dilakukan? Simak analisis lengkapnya!
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan lahan subur dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Dari padi, kelapa sawit, hingga rempah-rempah, Indonesia memiliki potensi ekspor yang sangat besar.
Program swasembada pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai, terus digenjot. Dengan teknologi pertanian modern dan dukungan kebijakan pemerintah, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor.
Komoditas seperti kopi, kakao, dan buah-buahan tropis menjadi andalan ekspor. Peningkatan kualitas dan nilai tambah produk akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
1. Potensi Energi Hijau yang Besar
Indonesia memiliki sumber energi terbarukan melimpah, seperti:
- Energi surya (potensi 207 GW)
- Energi panas bumi (40% cadangan dunia)
- Energi hidro dan bioenergi
2. Transisi Menuju Energi Bersih
Pemerintah berkomitmen mengurangi emisi karbon dengan mengembangkan PLTS, biodiesel (B30/B40), dan pembangkit listrik berbasis biomassa.
3. Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Bioenergi
Limbah kelapa sawit, tebu, dan jagung bisa diolah menjadi biogas dan bioetanol, mengurangi sampah sekaligus menciptakan energi berkelanjutan.
Meski potensinya besar, Indonesia masih menghadapi tantangan seperti:
- Infrastruktur yang belum merata
- Regulasi yang perlu diperkuat
- Investasi dan riset teknologi
Wamentan Sudaryono menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi untuk mempercepat transformasi sektor pangan dan energi.